Merajut Cita dari Sulawesi Ke Korea
Oleh:
Amir Tjolleng
Musim
panas kembali bertandang. Kali ini musim panas kedua saya di Korea Selatan. Ya,
sudah lebih dari setahun saya berada di negeri ginseng ini. Negeri yang
terkenal dengan arus Korean Wave-nya
atau Hallyu ini memiliki empat jenis
musim, yakni: musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Musim
panas atau “yoreum” (여름) berlangsung sejak
awal Juni hingga akhir September. Pada akhir Juni hingga pertengahan Juli,
biasanya curah hujan disini cukup tinggi. Kondisi ini dikenal dengan sebutan “jangma” (장마). Selanjutnya, cuaca
akan berubah sangat panas dan lembab pada bulan Agustus. Orang Korea biasanya akan
pergi memanjat gunung, bertamasya ke pantai bersama keluarga, pulang ke kampung
halaman atau pergi ke daerah lembah yang sejuk untuk menikmati liburan musim
panas.
Ulsan, salah satu kota metropolitan
(Gwangyeoksi) di Korea, kini menjadi tempat tinggal
saya. Ulsan
yang merupakan salah satu kota industri di Korea, terletak di sepanjang pantai
tenggara Korea dengan populasi sekitar 1.160.000 jiwa dan luas area 1.060 km2.
Ulsan dibagi ke dalam empat distrik yaitu Buk-gu,
Dong-gu, Jung-gu, dan Nam-gu serta satu kabupaten yakni Ulju-gun. Lokasi saya berada di wilayah Nam-gu. Lebih tepatnya, Mugeo
Dong. Untuk kesini,
bisa ditempuh selama 5 jam perjalanan bus atau 2 jam dengan kereta cepat atau
Korea Train Express (KTX) dari Seoul, kota spesial (Teukbyeolsi) Korea. Disini, saya sedang berjuang menyelesaikan
studi master di Jurusan Teknik Industri (산업경영공학부) University of
Ulsan dengan beasiswa research scholarship.