Selasa, 14 Juni 2011

Menulis Itu Sulit?

Oleh : Amir Tjolleng

            Sebagian besar orang di luar sana beranggapan bahwa menulis itu sulit, menguras banyak waktu dan hanya membuat saraf menjadi tegang. Padahal anggapan tersebut sepenuhnya keliru. Bagi sebagian orang yang sudah terjun langsung ke dunia kepenulisan, menulis adalah suatu proses yang menyenangkan. Selain bermanfaat untuk mengasah kreativitas, menulis juga dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengekspresikan ide atau gagasan yang kita miliki. Ide yang kita tuangkan dalam bentuk tulisan akan membekas lebih lama daripada sekedar ucapan. Sebagaimana ungkapan seorang pepatah asing yang berbunyi ‘scripta manent verba volant’ yang berarti bahwa yang tertulis akan tetap abadi dan yang terucap akan selalu bersama angin. Hebat, bukan?
            Nah, oleh sebab itu, bagi kamu yang masih berpikiran bahwa menulis itu tidak mudah sehingga merasa sulit untuk mulai menulis, berikut ini akan disuguhkan beberapa suplemen untuk mengubah persepsimu sebelumnya dan mendorongmu menjadi calon penulis hebat. Simak, praktekkan segera dan mari lihat hasilnya.


            Hapus Kata ‘Tidak’
            Seorang teman saya pernah berkata begini, ’Saya sebetulnya sejak dulu ingin menulis tapi saya rasa itu sulit. Saya tidak punya banyak waktu untuk itu.’ Teman saya yang satu ini sebenarnya memiliki bakat yang sama untuk menjadi calon penulis hebat dengan mulai menulis. Namun, mengapa ia bersikap demikian? Jawabannya sederhana. Teman saya itu sedang mengidap virus penulis pemula. Virus ini menyerang pikirannya tanpa ia sadari. Ia terlalu sering berpikir bahwa menulis itu sulit, menyita banyak waktu dan seterusnya. Ia mengoleksi berbagai alasan yang kuat untuk mendukung pikirannya bahwa menulis itu memang tidak mudah. Pikiran semacam ini membuatnya tak pernah memulai untuk menulis. Dan tak ada satu pun tulisan yang mampu ia lahirkan. Jika sudah demikian, bagaimana mengobatinya? Caranya cukup mudah. Hapus kata ‘tidak’ dari kosakata hasil pikirannya itu.
            Pikiran mendorong kita untuk bertindak sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Kata ‘tidak mudah’ memberikan citra yang suram, gelap dan gagal. Sebaliknya kata ‘mudah’ menggiring seseorang berpandangan penuh optimis, senang dan bersemangat. Berpikirlah bahwa menulis itu mudah dan menyenangkan. Pikirkan hal itu berulang kali. Tanamkan dalam pikiranmu bahwa menulis itu mudah dan nikmati berbagai pikiran positif yang akan mendorongmu untuk segera menulis.
            Take Action!
            Setelah kita menanamkan benih pikiran baru bahwa menulis itu mudah dan menyenangkan, usahakan untuk tidak berhenti hingga sebatas itu saja. Cobalah take action dengan mulai menulis. Memang untuk mulai menulis dibutuhkan tekad dan komitmen yang kuat. Memulai untuk menulis akan menyalakan semangat menulismu. Jagalah semangat menulismu yang telah menyala dengan selalu menulis. Segeralah mulai menulis. Tulislah apa saja yang ingin kamu tulis. Angkatlah tema-tema sederhana yang tak berhingga jumlahnya yang berserakan di sekitar kita. Mulailah dengan satu kata, kalimat, paragraf hingga menghasilkan satu tulisan. Tulisan yang luar biasa pasti selalu diawali dengan satu kata, bukan?
             Mulai menulis adalah langkah penting untuk mengasah potensi menulis yang terpendam dalam dirimu. Mulailah take action sekarang. Nyalakan semangatmu. Peliharalah dan jangan biarkan ia redup. Tak perlu berpikir panjang. Hal ini hanya akan menyita banyak waktu dan tak membuahkan hasil. Mulailah dengan segera mengambil pena dan kertas atau buatlah jarimu menari di atas tuts komputer.
            Biarkan Si Kanan Bekerja
            Saat kamu mulai menulis, biarkan otak kananmu yang  bekerja lebih dulu. Biarkan ia berkelana melintasi negeri pikiranmu dan membawa segudang gagasan.  Otak kanan kita ahli dalam hal yang menyangkut kreativitas. Mulailah dengan yang kanan. Kanan identik dengan kebaikan, bukan? Lalu bagaimana dengan yang kiri? Biarkan ia istirahat sejenak. Namun bukan berarti Si Kiri tak berguna. Tuhan menciptakan segala sesuatu tentu ada manfaatnya. Apa manfaatnya? Temukan di bawah ini.
            Kolaborasikan Mereka
            Ketika kamu merasa tulisan awalmu hampir selesai dan tiba pada tahap koreksi, giliran otak kirimu yang difungsikan. Sadarkan ia dan buat ia bekerja dengan bantuan yang kanan. Ya, gabungkan keduanya. Buat mereka bekerja sama untukmu. Setelah kamu menulis dengan menggunakan otak kanan, di tahap akhir ini manfaatkanlah Si Kiri. Ia sangat kompeten untuk menganalisis kata, kalimat, paragraph, pokok pikiran, hubungan sebab akibat, tanda baca, atau hal lainnya yang tidak sesuai. Kolaborasikan keduanya dan lihatlah hasilnya. Itulah tulisanmu.     
            Tulisan yang kamu hasilkan adalah karya yang lahir akibat proses berpikir kreatif dari  pikiran yang telah dianugerahkan Tuhan Yang Maha Cerdas kepadamu. Belajarlah untuk menghargai karyamu. Jika kurang menarik, tak usah cemas dan putus asa. Teruslah menulis dan menulis.
             Sebagai manusia kita semua mempunyai potensi yang sama untuk menulis. Tinggal kitanya saja yang harus menemukan, mengolah dan mengembangkannya sebagai wujud syukur atas nikmat yang telah dianugerahkan-Nya. Toh, tak ada seorang pun yang dilahirkan di dunia ini yang langsung jago menulis. Semuanya tentu butuh proses. Penulis yang cinta dengan proses demi proses yang dilaluinya dalam menulis akan meluncur maju menjadi penulis hebat. Satu kaidah penting yang tak terbantahkan bahwa semua penulis hebat pasti berawal dari tidak tahu menulis. Right?
             Jadi, tak ada alasan mengatakan bahwa menulis itu sulit. Sulit atau mudah itu hanya tergantung dari pikiranmu saja. So, tuntunlah pikiranmu untuk selalu berpikir bahwa menulis itu mudah. Pikirkan hal ini berulang-ulang. Lihatlah apa yang terjadi. Tentu, tak akan terjadi apa-apa jika kamu tidak take action untuk menulis. Cobalah pikirkan hal tersebut sambil menulis apa saja. Ikatlah semua yang melintas di benakmu. Janganlah menunda untuk menulis. Menunda waktu untuk menulis adalah musuh terbesar penulis hebat. Tetaplah semangat untuk terus berkarya melalui tulisan karena kamu sedang dalam proses transisi dari penulis pemula menjadi penulis hebat. Keep on writing!
             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar