1 Pertanyaan yang Menyadarkanku
Oleh Amir Tjolleng
Manado, 2003 Sekitar pukul
07.30 WITA
Ini adalah kisahku ketika aku masih duduk di bangku kelas
1 SMP. Pagi itu kami sedang belajar matematika. Bu Guru mengajarkan kami
tentang materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Aku
berusaha menyimak dengan baik penjelasannya. Tetapi aku masih tetap saja
bingung. Jujur, aku belum terlalu mengerti materi tersebut sejak SD. Melihat raut
wajahku yang kebingungan, tiba-tiba Guruku menanyakan satu pertanyaan kepadaku.
“Amir, berapa hasil dari soal nomor satu itu?” Tanya
guruku seraya melayangkan pandangan tepat ke arahku. Tangan kanannya yang masih
memegang kapur menunjuk salah satu pertanyaan di papan tulis. Pertanyaanya
kurang lebih begini : -86-(-30)+59-100 = ...
Kelas terasa hening seketika. Aku diam mencoba bungkam. Guruku
terus menatapku. Aku menoleh ke kiri dan kanan dan dengan kepolosanku waktu itu
aku menjawab dengan pelan, “Aku belum tahu, Bu.”
Kulihat guruku menggelengkan kepala berulang kali ke kiri
dan ke kanan. Aku telah mengecewakan guruku, pikirku detik itu.
Tak berselang lama, temanku yang duduk di sampingku
segera mengacungkan tangan untuk meminta izin menjawab soal tersebut lalu
menjawabnya dengan benar. Seketika itu juga aku merasa malu. Malu pada guruku.
Malu pada teman-temanku. Malu pada orang tuaku. Terlebih malu pada diriku
sendiri. Aku malu mengapa temanku tahu sedangkan aku tidak. Aku sedih mengapa
tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Aku menyesal mengapa tidak kupelajari
dengan baik pelajaran itu semenjak SD dulu. Aku juga bisa jika mau belajar
dengan serius dan sungguh-sungguh, batinku. Sejak kejadian pagi itu, aku
berjanji pada diriku sendiri untuk belajar lebih giat dan berlatih lebih
semangat. Aku mulai menyukai matematika lalu mengikuti berbagai kompetisi
matematika hingga menjuarai beberapa perlombaan di bidang tersebut.
Kini ketika membayangkan pertanyaan itu kembali, aku
sering tersenyum-senyum sendiri dan bertanya dalam hati mengapa aku tidak bisa menjawab
pertanyaan itu padahal mudah sekali.
Ya, pertanyaan itu memang sangat mudah bagiku kini tapi
terasa begitu sukar kala itu. Kita diuji sesuai kemampuan kita.
Buat adik-adikku yang hebat, semoga tulisan ini bisa menginspirasi
kalian untuk belajar dengan tekad ingin tahu yang kuat dalam menyambut semester
baru minggu depan.
Tetapkanlah
target-target luar biasa kalian mulai sekarang. Raihlah berbagai prestasi hebat
di usia muda kalian. Kalian pasti bisa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar